Home

Monday, October 7, 2019

Bantu Peternak Ciptakan Mesin Tetas Telur

Foto : Peneliti FP Unsri menunjukkan cara membuat mesin tetas telur bagi peternak ayam kampung di Desa Tanjung Pering

INDRALAYA, – Warga Desa Tanjung Pering, Kecamatan Indralaya Utara Ogan Ilir, sepertinya menjadi “Langganan” tempat Dosen Fakultas Pertanian (FP) Unsri untuk melaksanakan pengabdiannya.

Kini giliran Dr Rizki Palupi SPt MP,  Ketua Tim Pelaksana FP Unsri bersama empat anggotanya Astuti ST MT, Nurna Ningsih SKp MKes, Dr Fitri Maya Puspita MSc, dan Ir Hj Marwani MT membantu masyarakat tersebut.

Mereka membantu masyarakat Desa Tanjung Pering dalam usaha meningkatkan populasi peternakan ayam kampung alias ayam buras (bukan ras) dengan melakukan perbaikan manajemen pemeliharaan, yaitu dengan menerapkan system intensive cages yakni pemeliharan ayam kampung dengan cara dikandangkan.

Dan sistem pemeliharaan secara intensif ayam betina tidak diberikan kesempatan mengerami telurnya. Telur dieramkan oleh ayam-ayam yang khusus dipelihara sebagai penetas telur atau ditetaskan dengan menggunakan mesin tetas.

“Bahannya dari mutliplek, biayanya kisaran Rp. 400 ribu, lama penetasan sama (dieram) telur ayam 21 hari dan itik 28 hari, persentase penetasan bisa mencapai 85 persen,” kata Rizki Palupi.

Menurutnya, pemeliharaan ayam kampung sebagian masyarakat petani (di Desa) sebagai usaha sampingan. Seperti pemeliharaan ayam kampung yang dilakukan oleh warga Desa Tanjung Pering, masih bersifat tradisional dan turun temurun.

“Belum belum mendapat sentuhan inovasi teknologi,” ujarnya.

Dikatakannya, kepemilikan ayam kampung di Desa Tanjung Pering berkisar antara 15-30 ekor setiap kepala keluarga (KK). Populasi ayam kampung yang dimiliki warga sangat jauh menurun pascawabah penyakit pada 2007 lalu.

“Jadi pemeliharaan ayam kampung di Desa Tanjung Pering belum dilakukan secara intensif. Ternak ayam dipelihara dengan cara diliarkan, tanpa dikandangkan yang menyebabkan rendahnya peningkatan populasi ayam kampung di desa itu,” terangnya.

Salah satu penyebab rendahnya populasi ayam kampung disebabkan daya tetas telur akibat telur tercecer. Sehingga tidak dieramkan oleh induknya.

“Kami dari tim pengabdian FP Unsri telah melakukan percontohan pembuatan mesin tetas sederhana yang sangat mudah diaplikasikan oleh masyarakat petani peternak di Desa Tanjung Pering. Kegiatan tersebut telah dilakukan pada tanggal 27 September 2019 lalu,” ujarnya.

Dikatakannya, mesin tetas tersebut memiliki kapasitas penetasan untuk 100 butir telur ayam kampung dan 80 butir telur itik. Penggunaan mesin tetas sederhana ini memiliki 2 dampak positif, yakni dapat meningkatkan populasi ayam kampung di Desa Tanjung Pering dan dapat meningkatkan pendapatan keluarga petani peternak di Desa Tanjung Pering. (Sumber : sumeks.co) @oganilirterkini

No comments:

Post a Comment