Home

Saturday, July 13, 2019

Diprediksi Musim Kemarau Mirip 2015, BPBD Ogan Ilir Tarik Personel di Seluruh Kecamatan


Foto : Kebakaran lahan dan hutan (Karhutlah) yang terjadi di Desa Palemraya, Kecamatan Indralaya Utara Kabupaten Ogan Ilir beberapa hari yang lalu

INDRALAYA, - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ogan Ilir mulai menghadapi ancaman baru. Dimana menurut prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), sebagian besar wilayah di Indonesia akan memasuki masa Kemarau El-Nino.

Hal tersebut dikatakan oleh Kepala BPBD Ogan Ilir, Jamhuri saat dikonfirmasi Jumat (12/7/19). Ia mengatakan, Pekan ke-3 Bulan Juli ini menjadi waktu yang paling bedar kemungkinannya terjadi kemarau tersebut.

"Yang jelas minggu ke-3 ini kita akan antisipasi sekali. Karena BMKG telah memaparkan, tidak ada lagi warna orange dalam peta. Semuanya coklat", ujarnya saat dihubungi.

Ia menjelaskan, dari diagram warna tersebut maksud dari warna coklat tersebut adalah tidak adanya intonasi hujan sama sekali. Jika diagram warna di peta ada berwarna orange, maka ada sedikit intonasi hujan.

"Diprediksi sampai bulan Oktober, itu menurut BMKG", ungkapnya.

Ia melanjutkan, kondisi ini sangat persis dengan kejadian tahun 2015 lalu. Di mana pada tahun itu, curah hujan sangat minim.
Imbasnya, menuruh Jamhuri, selain cuaca panas juga bermunculan titik api penyebab Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutlah) di Kabupaten Ogan Ilir.

Menurut data BPBD Ogan Ilir, setidaknya ada sekitar 1.200 lebih titik api yang terjadi di tahun 2015. Angka tersebut mengalami penurunan pada 2016 (sekitar 600 titik api), 2017 (900 titik api), dan 2018 (168 titik api).

"Nah di Tahun 2019 awal sampai bulan 7 saat ini, lebih kurang 20 titik api yang terbakar", terangnya.

Guna mengantisipasi ancaman tersebut, pihaknya akan menarik seluruh personel BPBD Ogan Ilir yang berada di wilayah kecamatan, per 15 Juli nanti.

Hal tersebut untuk memudahkan koordinasi dan pergerakan, agar jika terjadi Karhutla maka personel bisa langsung dikerahkan secara maksimal.

"Satgas kita seluruhnya 87 orang. Mobil tangki 1 unit dan rescue 1 unit", ungkapnya.

Berkaca dari pengalaman sebelumnya, personel yang tak maksimal akan menyulitkan pemadaman titik api. Apalagi, jija Karhutlah terjadi di wilayah yang sulit dijangkau oleh kendaraan BPBD Ogan Ilir.

"Seperti beberapa hari yang lalu, kebakaran di Desa Pulau Semambu. Tiba-tiba ada lagi di Desa Palemraya, kita keteteran. Makanya kita minimalisir hal tersebut", jelasnya. (Sumber : sripoku.com) @oganilirterkini

No comments:

Post a Comment